Friday, March 15, 2013

review psikologi kognitif 3


halloooo sahabat-sahabat semua, bertemu lagi dengan saya Nada dalam acara review psikologi kognitif. kembali saya akan mereview hasil perkuliahan saya pada 11 maret 2013 kemarin. sambil ditemani lagu Locked Out of Heaven dari Bruno Mars, saya menulis blog ini dengan penuh semangat (lebay dikit hehe). di perkuliahan kemarin kita membahas perkembangan neorokognitif nih guys, yang sebagian besar menggunakan teorinya Jean Pigaet. nah, langsung aja yuk kita liat pembahsannya, cekidot....

Piaget membagi skema yang digunakan anak untuk memahami dunianya melalui empat periode utama seiring pertambahan usia:
·         Periode sensorimotor (usia 0–2 tahun)
·         Periode praoperasional (usia 2–7 tahun)
·         Periode operasional konkrit (usia 7–11 tahun)
·         Periode operasional formal (usia 11 tahun sampai dewasa)

Periode sensorimotor 
Piaget berpendapat bahwa tahapan ini menandai perkembangan kemampuan dan pemahaman spasial penting dalam enam sub-tahapan:
a.     Sub-tahapan skema refleks, muncul saat lahir sampai usia enam minggu dan berhubungan terutama dengan refleks.
b.     Sub-tahapan fase reaksi sirkular primer, dari usia enam minggu sampai empat bulan dan berhubungan terutama dengan munculnya kebiasaan-kebiasaan.
c.      Sub-tahapan fase reaksi sirkular sekunder, muncul antara usia empat sampai sembilan bulan dan berhubungan terutama dengan koordinasi antara penglihatan dan pemaknaan.
d.     Sub-tahapan koordinasi reaksi sirkular sekunder, muncul dari usia sembilan sampai duabelas bulan, saat berkembangnya kemampuan untuk melihat objek sebagai sesuatu yang permanen walau kelihatannya berbeda kalau dilihat dari sudut berbeda (permanensi objek).
e.     Sub-tahapan fase reaksi sirkular tersier, muncul dalam usia dua belas sampai delapan belas bulan dan berhubungan terutama dengan penemuan cara-cara baru untuk mencapai tujuan.
f.      Sub-tahapan awal representasi simbolik, berhubungan terutama dengan tahapan awal kreativitas.

Periode Praoperasional
Menurut Piaget, tahapan pra-operasional mengikuti tahapan sensorimotor dan muncul antara usia dua sampai enam tahun. Dalam tahapan ini, anak mengembangkan keterampilan berbahasanya. Mereka mulai merepresentasikan benda-benda dengan kata-kata dan gambar. Mereka masih menggunakan penalaran intuitif bukan logis. Di permulaan tahapan ini, mereka cenderung egosentris. Anak memiliki pikiran yang sangat imajinatif di saat ini dan menganggap setiap benda yang tidak hidup pun memiliki perasaan.

Periode Operasional Konkrit
Muncul antara usia enam sampai duabelas tahun dan mempunyai ciri berupa penggunaan logika yang memadai. Proses-proses penting selama tahapan ini adalah:
1.       Pengurutan—kemampuan untuk mengurutan objek menurut ukuran, bentuk, atau ciri lainnya.
2.        Klasifikasi—kemampuan untuk memberi nama dan mengidentifikasi serangkaian benda menurut tampilannya, ukurannya, atau karakteristik lain.
3.       Decentering—anak mulai mempertimbangkan beberapa aspek dari suatu permasalahan untuk bisa memecahkannya.
4.       Reversibility—anak mulai memahami bahwa jumlah atau benda-benda dapat diubah, kemudian kembali ke keadaan awal.
5.       Konservasi—memahami bahwa kuantitas, panjang, atau jumlah benda-benda adalah tidak berhubungan dengan pengaturan atau tampilan dari objek atau benda-benda tersebut.
6.       Penghilangan sifat Egosentrisme—kemampuan untuk melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain (bahkan saat orang tersebut berpikir dengan cara yang salah).

Tahap Operasional Formal
Tahap ini mulai dialami anak dalam usia sebelas tahun (saat pubertas) dan terus berlanjut sampai dewasa. Karakteristik tahap ini adalah diperolehnya kemampuan untuk berpikir secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia. Dalam tahapan ini, seseorang dapat memahami hal-hal seperti cinta, bukti logis, dan nilai. Ia tidak melihat segala sesuatu hanya dalam bentuk hitam dan putih, namun ada "gradasi abu-abu" di antaranya. Beberapa orang tidak sepenuhnya mencapai perkembangan sampai tahap ini, sehingga ia tidak mempunyai keterampilan berpikir sebagai seorang dewasa dan tetap menggunakan penalaran dari tahap operasional konkrit.

nah, sekarang udah pada tau kan gimana tahap-tahap perkembangan anak. bisa di lihat ya guys dari tahap-tahap perkembangan anak di atas, bahwa tafsiran apa yang di lihat dan di dengar anak akan di jadikan mindset untuk kedepannya dan ini juga bisa jadi komitmennya dia. makanya sebisa mungkin kita memberikan contoh yang baik ya guys sama adik-adik atau anak kita nantinya.

2 comments: