Helloooooo kawan semua, kali ini
saya mau nge-share nih tentang “neurokognitif”. Sebenernya ini adalah tugas
kelompok guys yang harus di kerjakan bersama-sama dengan penuh gotong royong (kaya kerja bakti ya hehe..). Dengan
melewati segala perjuangan membaca buku dan sejumlah artikel di internet,
akhirnya saya nada salsabila, sitta ekianasari, endah ayu, dyah ayu dan nur
wildayani dapat menyelesaikan makalah kelompok kami. Penasaran dengan makalah
yang kami buat? Ok, langsung aja di baca
guys makalah kami ini :D
BAB I
PENDAHULUAN
I.
Latar belakang
Sebagian besar kegemparan dalam psikologi kognitif ditimbulkan oleh
perkembangan sebuah disiplin ilmu yang menggabungkan psikologi kognitif dengan
neurosains, yakni ilmu neurosains kognitif. Disiplin ilmu mendapatkan namanya
(neuro sains kognitif) pada akhir tahun 1970an dikursi belakang sebuah taksi di
New York. Michael Gazzaniga, seorang tokoh dalam penelitian kedua hemisfer
otak, sedang berada di dalam taksi bersama George Miller, seorang psikologi
kognitif terkemuka. Keduanya sedang dalam perjalanan untuk menghadiri acara
makan malam bagi para ilmuwan dari Universitas Rockefeller dan Universitas
Cornell (para ilmuwan tersebut “pikiran“). Acara makan malam itu sendiri belum
memiliki suatu topik khusus. Dalam pembicaraan di taksi itu lahirlah istilah
“neurosains kognitif” (cognitive
neuroscience).
II.
Perumusan masalah
1.
Apakah prinsip dasar yang melandasi
neurosains kognitif?
2.
Apakah hubungan antara neurosains dan
psikologi kognitif?
3.
Apa saja bagian-bagian utama sistem
saraf pusat?
4.
Apa saja anatomi dasar dan fungsi-fungsi
otak?
5.
Bagaimana penelitian-penelitian awal
tentang otak akhirnya memberikan pemahaman tentang lokalisasi fungsi-fungsi
otak?
III.
Tujuan penulisan
1.
Mengetahui prinsip dasar yang melandasi
neurosains kognitif
2.
Mengetahui hubungan antara neurosains
dan psikologi kognitif
3.
Mengetahui bagian-bagian utama sistem
saraf pusat
4.
Mengetahui anatomi dasar dan
fungsi-fungsi otak
5.
Mengetahui penelitian-penelitian awal
tentang otak akhirnya memberikan pemahaman tentang lokalisasi fungsi-fungsi
otak
BAB II
ISI
Neurosains kognitif adalah sebuah bidang
akademis yang mempelajari secara ilmiah substrat biologis dibalik kognisi
(Gazzaniga et al, 2002), dengan fokus khusus pada substrat syaraf dari proses
mental. Ia membahas pertanyaan bagaimana fungsi psikologis/kognitif dihasilkan
oleh otak. Neurosains kognitif adalah cabang psikologi maupun neurosains,
bertindihan dengan disiplin seperti psikologi fisiologis, psikologi kognitif
dan neuropsikologi (Gazzaniga et al, 2002 : xv).
a.
Teori Neurosains
Neurologi
dimulai ketika Cajal, Ilmuwan Spanyol
(pemenang Nobel 1906) menemukan 4 doktrin neuron sebagai berikut:
·
Sel
saraf, sebagai unit sinyal dan blok pembentuk dasar otak
disebut neuron
·
Terminal
axon, menyampaikan informasi ke dendrit sel lain di
sinepsi, yaitu celah antara axon dengan dendrit sel lain
·
Neuron,
membentuk
sinapsi dan berkomunikasi dengan sel saraf tertentu saja
·
Sinyal
dalam neuron, berjalan ke satu arah saja, yaitu dari
dendrit ke badan sel, axon, presinaptik, menyebrang celah sinaptik, dan dendrit
sel berikutnya
Charles Sherrigon
menemukan bahwa neuron tidak hanya dapat bersifat aktif, tapi juga ada yang
menggunakan terminal untuk menghentikan sel penerima menyampaikan informasi,
atau bersifat penghambat
Luigi Galvani
(1971) dan Herman Von Helmhotz (1859)
menemukan bahwa terdapat aktivitas listrik pada sel-sel otot binatang dan bahwa
axon menggunakan listrik sebagai alat untuk menyampaikan informasi sensorik
dari luar ke spinal cord (urat saraf
tulang belakang) dan otak perintah otak ke otot.
Edgar Douglas Adrian ( pemenang Nobel 1932 dengan Sherrigon )
menemukan bahwa bentuk, amplitude dan kekuatan energi potensial yang dihasilkan
satu sel syaraf adalah sama, yang membedakannya hanya insensitasnya. Dengan demikian suatu stimlus yang kuat dari
infosensorik akan meningkatkan jumlah energi potensial perdetik.
Bernstein ( 1920 ) menunjukan bahwa energi potensial
ditimbulkan oleh perbedaan ion antara yang terdapat di dalam dan diluar selaput
sel, karena selaput sel memiliki saluran ( channel ) yang memungkinkan ion
potassium positif mengalir dari dalam sel dalam membrane ion negative.
Bedasarkan penelitian terhadap neuron cumi, Alan
Hodgkin dan Huxley ( pemenang Nobel 1963 ) dan Katz menemukan
baha energi potensial terbentuk karena masuknya ion sodium positif mengubah
voltase internal sel dan menghasilkan upstroke, pada saat hampir sama
saluran potassium terbuka dan ion potassium kelur dari sel, menhasilkan
downstroke sehingga sel kembali pada voltase semula. Setiap energi potensial
menjadi sel punya lebih banyak sodium di dalam , namun dikurangi dengan adanya
protein yang mengangkut kelebihan ion sodium keluar. Setiap energi potensial
menghasilkan aliran yang mengatifkan wilayah sebelahnya secara berantai, dengan
cara ini maka sinyal dari pengalaman isual, motorik, pikiran atau memori
dikirim dari satu neuron lainnya.
b.
Analisis Masalah
Sistem
Saraf Pusat (Central Nervous System/CNS)
CNS terdiri dari
tulang belakang dan otak. Unsur dasar pembentukan CNS adalah neuron, sebuah sel
khusus yang mengirimkan informasi sepanjang sisitem saraf.
Otak
manusia tersusun dari massa neuron-neuron yang sangat padat. Beberapa ahli
memperkirakan jumlah neuron dalam otak manusia melebihi 100miliar (kira-kira
sama dengan jumlah bintang di Galaksi Bimasakti). Setiap neuron mampu menerima
dan mengirimkan implus neuron ke ribuan neuron lain. Sistem ini lebih rumit
daripada seluruh sistem di alam semesta ini. Setiap inci korteks serebral manusia berisi sekitar 10.000 mil neuron, yang
saling menghubungkan sel-sel (Blakemore,1977). Pada setiap saat, sejumlah besar
neuron kortikel berada dalam kondisi aktif dan asumsikan bahwa fungsi-fungsi
kognitif seperti persepsi, berpikir, kecerdasan, dan memori, kesemuanya
dilaksanakan dengan penembakan neuron0neuron secara serempak sepanjang jaringan
neuron yang rumit itu.
Neuron
Para
ahli memperkirakan bahwa terdapat ribuan jenis neuron yang berbeda (Kandel,
Schwartz, dan Jessell,1991). Setiap jenis neuron menjalankan fungsi tertentu
dalam lokasi yang berbeda.
Terdapat
empat bagian utama dalam neuron :
a. Dendrit menerima impuls neural dari neuron lain.
Dendrit berbentuk seperti pohon (Arborized), lengkap dengan cabang dan ranting.
b. Tubuh sel bertanggungjawab menjaga kondisi dasar neuron.
Tubuh sel (cell body) menerima nutrisi dan melenyapkan limbah organik dengan
menyaring limbah tersebut melalui dinding sel yang permeabel.
c. Akson (axon) sebuah jalur panjang
berbentuk tabung yang menghubungkan
tubuh sel dengan sel-sel lain melalui semacam persimpangan yang disebut sinapsis.
Akson-akson dalam otak mungkin berukuran mikroskopis, namun dapat pula mencapai
panjang 1meter atau lebih. Akson-akson besar dikelilingi oleh substansi
berlemak yang disebut selubung myelin (meilin sheath), yang berperan sebagai
insulator yang mempercepat transmisi impuls neural.
d. Terminal prasinaptik
bersama-sama dendrit
membentuk sinapsis. Terminal-terminal ini terletak dekat
permukaan dendrit pada neuron lain (yang bersifat reseptif).
Jaringan
neural sejak kelahiran hingga usia 2 tahun. Bayi yang baru lahir telah memiliki
seluruh neuron, namun hubungan antara neuron tersebut belum lengkap dan terus
bertumbuh. Jumlahnya bisa mencapai miliaran.
Anatomi Otak
Para
ahli anatomi zaman dahulu menemukan struktur dan fungsi organ-organ binatang
maupun manusia dengan melakukan pembedahan pada binatang atau manusia yang
telah menjadi mayat. Melalui pembedahan, para ahli tersebut dapat dengan
leluasa mengamati berbagai organ yang memiliki bermacam-macam bentu, dan mereka
menerka fungsi suatu organ berdasarkan bentuknya. Sebagai contoh, organ yang
berbentuk seperti tabung (misalnya usus atau pembuluh darah) diasumsikan
mengangkut zat-zat dalam tubuh. Organ yang berbentuk seperti kantong (seperti
lambung atau kandung kemih) diasumsikan sebagai media penyimpanan. Penelitian
awal ini menghasilkan beragam informasi berharga mengenai struktur dan fungsi tubuh.
Meskipun demikian, para peneliti tersebut menemukan tantangan lain ketika
mempelajari otak. Ketika mereka membedah tempurung kepala manusia, mereka
menemukan otak-suatu massa yang lunak, terbagi menjadi dua belahan, penuh
lekukan-lekukan. Tidak didapati adanya struktur yang keras dalam otak yang
lunak tersebut, dan hanya sedikit bagian yang dapat diidentifikasi. Bahkan
struktur otak yang dapat dibedakan dengan struktur otak yang lain pun tidak
memberikan petunjuk mengenai fungsinya. Meski demikian, studi yang mendalam
akhirnya menemukan berbagai struktur yang berbeda.
Korteks Serebral lapisan
halus dan tipis yang dipadati oleh kelompok-kelompok sel—menjalankan
fungsi-fungsi yang oleh orang awam dianggap sebagai “fungsi otak”. Dalam
kenyataannya, kognisi (persepsi, memori, pemecahan masalah, pemrosesan bahasa)
melibatkan banyak area di otak, dan perlu diingat bahwa berbagai struktur tubuh
dan kognitif yang penting dan rumit bergantung pada bagian-bagian otak yang
lain.
Lobus-lobus di Korteks Serebral
dibagi menjadi empat bagian utama, yang ditandai oleh celah-celah (fissures) utama. Keempat area ini adalah
lobus frontal, temporal, parietal, dan oksipital (Gambar diatas). Meskipun
setiap lobus diasosiasikan dengan fungsi-fungsi tertentu, para ahli meyakini
bahwa sebagian besar fungsi terdistribusi di seluruh otak.
Lobus Frontal.
Bagian ini terlibat dalam pengendalian impuls, pertimbangan (judgment), pemecahan masalah,
pengendalian dan pelaksanaan perilaku, dan pengorganisasian yang kompleks.
Lobus Temporal.
Bagian ini memproses sinyal-sinyal auditori, pendengaran, pemrosesan auditori
tingkat tinggi (bicara), pengenalan wajah.
Lobus Parietal. Bagian
ini mengintegrasikan informasi sensoris dari pancaindera, pemanipulasi objek,
pemrosesan visual-spasial.
Lobus Oksipital.
Bagian ini terlibat dalam pemrosesan visual, yakni menerima informasi visual
dari retina, memproses informasi tersebut dan mengirimkannya ke area-area yang
relevan. Lobus oksipital disebut juga korteks striat.
BAB III
KESIMPULAN
Pembelajaran berbasis kemampuan otak (neuroscience) adalah pembelajaran
yang diselaraskan dengan cara otak yang didesain alamiah untuk belajar (apa
saja yang baik bagi otak).
Sebagai suatu teori pembelajaran berbasis kemampuan otak (Neuroscience),
tentu saja memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan-kelebihannya adalah
sebagai berikut:
1. Memberikan suatu pemikiran baru tentang bagaimana otak manusia bekerja.
2. Memperhatikan kerja alamiah otak si pebelajar dalam proses pembelajaran.
3. Menciptakan iklim pembelajaran dimana pebelajar dihormati dan didukung.
4. Menghindari terjadinya pemforsiran terhadap kerja otak.
5. Dapat menggunakan berbagai model-model pembelajaran dalam mengaplikasikan
teori ini.
Dan kelemahan-kelemahannya adalah sebagai berikut:
1.
Tenaga kependidikan di Indonesia belum
sepenuhnya mengetahui tentang teori ini (masih baru).
2.
Memerlukan waktu yang tidak sedikit
untuk dapat memahami (mempelajari) bagaimana otak kita bekerja.
3.
Memerlukan biaya yang tidak sedikit
dalam menciptakan lingkungan pembelajaran yang baik bagi otak.
4.
Memerlukan fasilitas yang memadai dalam
mendukung praktek pembelajarant teori ini
Daftar Pustaka
L.Solso, Robert, dkk. Psikologi Kognitif (8th,ed).
bahankuliah2010.files.wordpress.com/2010/11/psikologi-kognitif.ppt
No comments:
Post a Comment