Sunday, April 7, 2013

PERJUANGANKU LEBIH MUDAH KARENA MENGUSIR PENJAJAH, PERJUANGANMU AKAN LEBIH SULIT KARENA MELAWAN BANGSAMU SENDIRI ".


Bung Karno: "PERJUANGANKU LEBIH MUDAH KARENA MENGUSIR PENJAJAH....
PERJUANGANMU AKAN LEBIH SULIT KARENA MELAWAN BANGSAMU SENDIRI ".
*Detik-Detik Menjelang Lengsernya Bung karno*
''Ketika Pidato-Pidato tak lagi di dengar & di pelintir"

Tidak banyak diketahui umum bahwa tahun 1965-1967 Presiden Soekarno sempat berpidato paling sedikit sebanyak 103 kali. Yang diingat orang hanyalah pidato pertanggungjawabannya, Nawaksara, yang ditolak MPRS tahun 1967. Dalam memperingati 100 tahun Bung Karno, tahun 2001 telah diterbitkan kumpulan pidatonya. Namun, hampir semuanya disampaikan sebelum peristiwa G30S 1965.

Kumpulan naskah ini diawali pidato 30 September 1965 malam (di depan Musyawarah Nasional Teknik di Istora Senayan, Jakarta) dan diakhiri pidato 15 Februari 1967 (pelantikan beberapa Duta Besar RI). Pidato-pidato Bung Karno (BK) selama dua tahun itu amat berharga sebagai sumber sejarah. Ia mengungkapkan aneka hal yang ditutupi bahkan diputarbalikkan selama Orde Baru. Dari pidato itu juga tergambar betapa sengitnya peralihan kekuasaan dari Soekarno kepada Soeharto. Di pihak lain, terlihat pula kegetiran seorang presiden yang ucapannya tidak didengar bahkan dipelintir. Soekarno marah. Ia memaki dalam bahasa Belanda.

Konteks pidato

Periode 1965-1967 dapat dilihat sebagai masa peralihan kekuasaan dari Soekarno kepada Soeharto. Dalam versi pemerintah, masa ini dilukiskan sebagai era konsolidasi kekuatan pendukung Orde Baru (tentara, mahasiswa, dan rakyat) untuk membasmi PKI sampai ke akarnya serta pembersihan para pendukung Soekarno.

Mulai tahun 1998 di Tanah Air dikenal beberapa versi sejarah yang berbeda. Selain menonjolkan keterlibatan pihak asing seperti CIA, juga muncul tudingan terhadap keterlibatan Soeharto dalam "kudeta merangkak", yaitu rangkaian tindakan dari awal Oktober 1965 sampai keluarnya Supersemar (Surat perintah 11 Maret 1966) dan ditetapkannya Soeharto sebagai pejabat Presiden tahun 1967. "Kudeta merangkak" terdiri dari beberapa versi (Saskia Wieringa, Peter Dale Scott, dan Subandrio) dan beberapa tahap.

Substansi pidato

Setelah peristiwa G30S, Soekarno berusaha mengendalikan keadaan melalui pidato-pidatonya.

"Saya komandokan kepada segenap aparat negara untuk selalu membina persatuan dan kesatuan seluruh kekuatan progresif revolusioner. Dua, Menyingkirkan jauh-jauh tindakan-tindakan destruktif seperti rasialisme, pembakaran-pembakaran, dan perusakan-perusakan. Tiga, menyingkirkan jauh-jauh fitnahan-fitnahan dan tindakan-tindakan atas dasar perasaan balas dendam."

Ia juga menyerukan "Awas adu domba antar-Angkatan, jangan mau dibakar. Jangan gontok-gontokan. Jangan hilang akal. Jangan bakar-bakar, jangan ditunggangi". Dalam pidato ia menyinggung Trade Commission Republik Rakyat Tiongkok di Jati Petamburan yang diserbu massa karena ada isu Juanda meninggal diracun dokter RRT. Padahal, beliau wafat akibat serangan jantung. Soekarno menentang rasialisme yang menjadikan warga Tionghoa sebagai kambing hitam.

Dalam pidato 20 November 1965 di depan keempat panglima Angkatan di Istana Bogor BK mengatakan, "Ada perwira yang bergudul. Bergudul itu apa? Hei, Bung apa itu bergudul? Ya, kepala batu." Tampaknya ucapannya itu ditujukan kepada Soeharto. Pada kesempatan yang sama Soekarno menegaskan, "Saya yang ditunjuk MPRS menjadi Panglima Besar Revolusi. Terus terang bukan Subandrio. Bukan Leimena…. Bukan engkau Soeharto, bukan engkau Soeharto, dan seterusnya (berbeda dengan nama tokoh lain, Soeharto disebut dua kali dan secara berturut-turut).

Mengapa Soekarno tak mau membubarkan PKI, padahal ini alasan utama kelompok Soeharto menjatuhkannya dari presiden. Karena dia konsisten dengan pandangan sejak tahun 1925 tentang Nas (Nasionalisme), A (Agama), dan Kom (Komunisme). Dalam pidato ia menegaskan, yang dimaksudkan dengan Kom bukanlah Komunisme dalam pengertian sempit, melainkan Marxisme atau lebih tepat "Sosialisme". Meskipun demikian Soekarno bersaksi "saya bukan komunis". Bung Karno juga mengungkapkan keterlibatan pihak asing yang memberi orang Indonesia uang Rp 150 juta guna mengembangkan "the free world ideology". Ia berseru di depan diplomat asing di Jakarta, "Ambassador jangan subversi."

Tanggal 12 Desember 1965 ketika berpidato dalam rangka ulang tahun Kantor Berita Antara di Bogor, Presiden mengatakan tidak ada kemaluan yang dipotong dalam peristiwa di Lubang Buaya. Demikian pula tidak ada mata yang dicungkil seperti ditulis pers.

Peristiwa pembantaian di Jawa Timur diungkapkan Soekarno dalam pidato di depan HMI di Bogor 18 Desember 1965. Soekarno mengatakan pembunuhan itu dilakukan dengan sadis, orang bahkan tidak berani menguburkan korban.

"Awas kalau kau berani ngrumat jenazah, engkau akan dibunuh. Jenazah itu diklelerkan saja di bawah pohon, di pinggir sungai, dilempar bagai bangkai anjing yang sudah mati."

Dalam kesempatan sama, Bung Karno sempat bercanda di depan mahasiswa itu, "saya sudah 65 tahun meski menurut Ibu Hartini seperti baru 28 tahun. Saya juga melihat Ibu Hartini seperti 21 tahun."

Gaya bahasa Soekarno memang khas. Ia tidak segan memakai kata kasar tetapi spontan. Beda dengan Soeharto yang memakai bahasa halus tetapi tindakannya keras. Di tengah sidang kabinet, di depan para Menteri, Presiden Soekarno tak segan mengatakan "mau kencing dulu" jika ia ingin ke belakang . Ketika perintahnya tidak diindahkan, ia berteriak "saya merasa dikentuti". Pernah pula ia mengutip cerita Sayuti Melik tentang kemaluannya yang ketembak. Namun, di lain pihak ia mahir menggunakan kata-kata bernilai sastra, "Kami menggoyangkan langit, menggempakan darat, dan menggelorakan samudera agar tidak jadi bangsa yang hidup hanya dari 2 ½ sen sehari. Bangsa yang kerja keras, bukan bangsa tempe, bukan bangsa kuli. Bangsa yang rela menderita demi pembelian cita-cita."

Dalam pidato 30 September 1965 ia sempat mengkritik pers yang kurang tepat dalam menulis nama anak-anaknya. Nama Megawati sebetulnya Megawati Soekarnaputri, bukan Megawati Soekarnoputri. Demikian pula dengan Guntur Soekarnaputra.

Di balik pidato

Apa yang disampaikan Soekarno dalam pidato-pidatonya merupakan bantahan atas apa yang ditulis media. Monopoli informasi sekaligus monopoli kebenaran adalah causa prima dari Orde Baru. Umar Wirahadikusumah mengumumkan jam malam mulai 1 Oktober 1965, pukul 18.00 sampai 06.00 pagi, dan menutup semua koran kecuali Angkatan Bersenjata dan Berita Yudha. Koran-koran lain tidak boleh beredar selama seminggu. Waktu sepekan ini dimanfaatkan pers militer untuk mengampanyekan bahwa PKI ada di belakang G30S.

Meski masih berpidato dalam berbagai kesempatan, pernyataan BK tidak disiarkan oleh koran-koran. Bila Ben Anderson di jurnal Indonesia terbitan Cornell mengungkapkan hasil visum et repertum dokter bahwa kemaluan jenderal tidak disilet dalam pembunuhan di Lubang Buaya 1 Oktober 1965, jauh sebelumnya Soekarno dengan lantang mengatakan, 100 silet yang dibagikan untuk menyilet kemaluan jenderal itu tidak masuk akal.

Dalam pidatonya terdengar keluhan. Misalnya, di Departemen P dan K orang-orang yang mendukung BK dinonaktifkan. Sebetulnya seberapa drastiskah merosotnya kekuasaan yang dipegangnya?

Presiden Soekarno masih sempat melantik taruna AURI dan berpidato dalam peringatan 20 tahun KKO. Paling sedikit Angkatan Udara, Marinir, dan sebagian besar tentara Kodam Brawijaya masih setia kepada Bung Karno. Tetapi kenapa ia hanya sekadar berseru "jangan gontok-gontokan antarangkatan bersenjata". Kenapa ia tidak memerintahkan tentara yang loyal kepadanya untuk melawan pihak yang ingin menjatuhkannya?

Bung Karno tidak ingin terjadi pertumpahan darah sesama bangsa. Dalam skala tertentu, yang tidak diharapkan Bung Karno itu telah terjadi setelah ia meninggal.

"Ceritakanlah Hitam Putih Tetang Diriku
Biarkan Sejarah Yang akan Membutikan nya ''

review psikologi kognitif 6


Salam Sejahtera sahabat sekalian.....
Nah kali ini saya Nada Salsabila akan menemani kalian dalam acara review psikologi kognitif lagi. Pada kesempatan kali ini kita akan membahas mengenai “Human Information processing”. Ada yang tau Human Information processing itu seperti apa? Kalo belum tahu mari kita lihat yang satu ini....

Model Pemrosesan Informasi dalam Memori

Dalam suatu kegiatan belajar, seseorang menerima informasi dan kemudian mengolah informasi tersebut di dalam memori. Atkinson dan Shiffrin (1968) mengajukan suatu teori atau model tentang pemrosesan informasi dalam memori manusia yang menyatakan bahwa informasi diproses dan disimpan dalam 3 (tiga) tahapan, yaitu Sensory MemoryShort-term Memory, dan Long-term Memory (Huit, 2003; Flavell, 1985; Woolfolk, 2004; Gagne, 1985). Model pemrosesan informasi Atkinson dan Shiffrin ini dapat digambarkan dengan diagram sebagai berikut:

Sensory Memory (SM)

Informasi yang baru saja diterima ini disimpan dalam suatu ruang sementara (buffer) yang disebut sensory memory. Durasi suatu informasi dapat tersimpan di dalam sensory memory ini sangat singkat, kurang dari 1/2 sekon untuk informasi visual dan sekitar 3 sekon untuk informasi audio. Tahap pemrosesan informasi tahap pertama ini sangat penting karena menjadi syarat untuk dapat melakukan pemrosesan informasi di tahap berikutnya, sehingga perhatian pembelajar terhadap informasi yang baru diterimanya ini menjadi sangat diperlukan.

Short-term Memory (STM) atau "Working Memory"

Short-term memory
 atau working memory berhubungan dengan apa yang sedang dipikirkan seseorang pada suatu saat ketika menerima stimulus dari lingkungan. Durasi suatu informasi tersimpan di dalam short-term memory adalah 15 – 20 sekon. Durasi penyimpanan di dalam short-term memory ini akan bertambah lama, bisa menjadi sampai 20 menit, jika terdapat pengulangan informasi.
Contoh dalam melihat plat nomor mobil Anda pasti cepat mengingat sebelum lupa karena secara otomatis dipindahkan pada tahap LTM. Fungsi STM mempermudah kita berpikir.

Long-term Memory (LTM)


Penyimpanan informasi dalam long-term memory dapat diumpamakan seperti peristiwa yang terjadi pada penulisan data ke dalam disket atau hardisk komputer atau pun perekaman suara ke dalam kaset. Kapasitas penyimpanan dalam long-term memory ini dapat dikatakan tak terbatas besarnya dengan durasi penyimpanan seumur hidup. Kapasitas penyimpanan disebut tak terbatas dalam arti bahwa tidak ada seseorang pun yang pernah kekurangan “ruang” untuk menyimpan informasi baru, berapa pun umur orang tersebut. Durasi penyimpanan seumur hidup diartikan sebagai informasi yang sudah masuk di dalam long-term memory tidak akan pernah hilang, meskipun bisa saja terjadi informasi tersebut tidak berhasil diambil kembali (retrieval) karena beberapa alasan.

Nah itu dia penjelasan tentang human information processing sahabat..

Oh iya waktu peertemuan kemarin di kelas kami ada kuis nih sob, nah ini dia pertanyaannya?
1.       Apa yang menyebabkan persepsi berbeda?
2.       Adakah pengaruh usia dalam berbedanya persepsi?
3.       Apa itu fenomena lupa?
Hayoooo ada yang bisa jawab?
Mohon di share ya sahabat kalo ada yang tau jawabannya.... hihihihi

review psikologi kognitif part 5


Salam Sejahtera sahabat.......
Ketemu lagi nih sama saya Nada di acara review psikologi kognitif. Oke, topik yang mau kita bahas kali ini adalah tentang proses pemikiran. Nah, dalam proses ini terjadi beberapa tahap nih guys ada yang namanya Atensi, Sensasi dan Persepsi. Pengen tau lebih lanjut tentang Atensi, Sensasi dan Persepsi??? Mari kita lihat penjelasannya di bawah ini. Cekidot...

ATENSI

Dalam sebuah informasi pasti akan diolah terlebih dahulu harus melalui perhatian kita terhadap informasi yang kita dapatkan.  Perhatian (Attention) adalah proses konsentrasi pemikiran atau pemusatan aktivitas mental (attention is a concentration of mental activity).

Proses perhatian disini melibatkan pemusatan pikiran dan tugas tertentu sambil berusaha mengabaikan stimulus lain yang mengganggu/tidak relevan. Disini terdapat pembagian perhatian, antara lain:

Perhatian Berkelanjutan
Perhatian terbagi adalah kesiapan mendeteksi dan merespons perubahan-perubahan kecil yang terjadi secara acak dilingkungan. Perhatian berkelanjutan juga disebut vigilance (kewaspadaan)

Perhatian Selektif
Perhatian selektif adalah berkonsentrasi pada aspek spesifik dari pengalaman yang relevan dan mengabaikan pengalaman yang tidak relevan. Berkonsentrasi pada satu suara diantara suara-suara lain dalam suatu ruangan yang bising, atau restoran yang ramai, merupakan contoh perhatian selektif.

Perhatian Terbagi
Perhatian terbagi meliputi konsentrasi pada beberapa aktivitas secara bersamaan. Jika anda mendengarkan music atau televisi, sembari membaca artikel ini, anda melakukan perhatian terbagi.

SENSASI

Sensasi  merupakan proses “merasakan” lingkungan sekitar kita melalui sentuhan, rasa, pandangan, suara dan penciuman.
Misalnya, ketika seseorang melihat (menggunakan indera visual, yaitu mata) sebuah benda berwarna merah, maka ada gelombang cahaya dari benda itu yang ditangkap oleh organ mata, lalu diproses dan ditransformasikan menjadi sinyal-sinyal di otak, yang kemudian diinterpretasikan sebagai “warna merah”.
Kapasitas Sensasi dipengaruhi oleh :
  1. Genetik. Ex : orangtua memiliki phobia atau trauma suatu hal tertentu, bisa jadi si anak akan memiliki phobia yang sama dengan ibunya.
  2. Usia.  Ex : Kemampuan membaca pada anak muda dan orang yang lebih tua berbeda, hal ini karena penglihatan orang  tua telah berkurang – penglihatan anak muda lebih jelas.
  3. Jenis kelamin. Ex : Lali-laki lebih peka warna biru/yang lebih gelap sedang perempuan warna pink atau yang mencolok.
  4. Pengalaman pribadi, dan
  5. Lingkungan
Sensasi sendiri juga memiliki beberapa karakter yaitu : taste (lidah), visual (mata), tactil dan smell (bau)

PERSEPSI

Persepsi merupakan proses menerjemahkan sensasi dan membuat informasi menjadi lebih bermakna. Persepsi [perception] merupakan konsep yang sangat penting dalam psikologi, Melalui persepsilah manusia memandang dunianya.
Jadi dapat disimpulkan Sensasi adalah proses manusia dalam dalam menerima informasi sensoris [energi fisik dari lingkungan] melalui penginderaan dan Persepsi adalah menerjemahkan informasi tersebut menjadi sinyal-sinyal neural yang bermakna.
Contohnya : Si A biasa saja melihat  warna merah dan si B merasa ‘wah’ ketika melihat warna merah. Pada dasarnya mereka menerima sensasi yang sama yaitu merah, tapi berbeda dalam mempersepsikannya.
Hal-Hal yang mempengaruhi persepsi antara lain :
  1. Stimulus.
  2. Pengalaman
  3. Emosi
  4. Kebutuhan
  5. Ukuran dan penempatan obyek stimulus
Nah gimana sahabat udah paham kan tentang apa itu Atensi, Sensasi dan Persepsi?
Cukup sekian dulu ya pertemuan kita kali ini, sampai jumpa......